Tiga Penyelam DMC Dompet Dhuafa Lulus Kualifikasi Rescue dan Master Scuba Diving

Tiga Penyelam DMC Dompet Dhuafa Lulus Kualifikasi Rescue dan Master Scuba Diving

Jakarta, Menyelami lautan selama empat hari, akhrinya tiga penyelam DMC Dompet Dhuafa mengikuti pelatihan dan sertifikasi penyelamat bawah air. Kegiatan pelatihan itu sendiri berlangsung selama 8 hari, dengan dua hari kelas teori, dua hari di kolam renang dan empat hari di lautan terbuka, 24 Juli- 1 Agustus 2024, di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

Dua penyelam Berpa Barqu Syudjai dan Taqi Falsafati melewati sertifikasi Advance dan Rescue Diver, sementara Achmad Riyadi Kelink lolos mengikuti Nitrox dan Master Scuba Diver. Materi sertifikasi ini, menggunakan metoda agency National Association of Underwater Instructor (NAUI) yang berbasis di Florida, AS. Metoda NAUI digunakan NASA untuk melatih astronot bergerak dalam kondisi tanpa gravitasi.

Pelatihan dan sertifikasi itu dipimpin oleh Instructor Scuba Diving NAUI Hendrata Yudha, seorang doktor bidang bisnis, yang telah 30 tahun mengarungi olahraga petualangan.

Menurut Hendrata, pelatihan yang berlangsung itu rangkaian pembentukan penyelam Rescue bawah air, sebab DMC sebagai lembaga nirlaba yang fokus pada bidang kemanusian dan kebencanaan mengembangkan kemampuan stafnya juga menjadi penyelamat di permukaan dan bawah air.

“Pelatihan ini terukur, walau berat secara fisik dan metal, dibarengi dengan pengetahuan menjadi penyelam yang bertanggungjawab dan lebih paham hukum-hukum fisika di bawah air,” jelasnya anggota senior Indonesia Divers Rescue Team (IDRT).  

IDRT adalah sebuah tim relawan gabungan SRU (Search and Rescue Unit) dengan spesialisasi SAR di bawah permukaan air. Sebuah kelompok potensi Basarnas yang mandiri dan melaksanakan kegiatan di bawah koordinasi Badan SAR Nasional. IDRT terlibat dalam berbagai operasi penyelamatan bawah air sejak bencana jatuhnya pesawat Air Asia di Kalimantan, Lion Air, Kapal Ferry di Danau Toba, pesawat Sriwijaya Air di Kep, Seribu.  

Materi pelatihan mencakup, pengenalan resiko, Basic Life Support, Oksigen untuk Kesehatan Penyelam, First Aid, rescue bawah air, keterampilan bouyency (daya apung), penyelaman dalam, penyelaman malam, pencarian, pengangkatan benda bawah air, pergerakan kapal, navigasi bawah air, nitrox, fisika selam, dekompresi, psikologi, prosedur kedaruratan.  

Peningkatan keterampilan penyelam DMC ini, menjadi tolok ukur ketika mereka harus siap beroperasi dalam kondisi lingkungan bawah air yang tidak bersahabat, berombak tinggi, arus kencang dan pandangan yang terbatas.

“Pelatihan ini memang berat, apalagi menyelam dalam terasa sekali peningkatan jumlah sisa nitrogen di dalam tubuh. Badan terasa lemas dan malas,” kata Taqi, salah satu peserta Rescue setelah menyelesaikan 10 log penyelaman.

Berpa Barqu juga mengalami kondisi yang hampir mirip, dengan menyelam malam selama dua malam berturut-turut merasakan kondisi fisik yang menantang. “Saya sih tadinya senang sekali menyelam banyak, tapi begitu sampai 10 log, fisik dan mental terpengaruh juga. Penyelam rescue memang berat,” tuturnya.

Sementara Achmad Riyadi Kelink yang paling senior di antara staf DMC, merasa tanggungjawabnya sebagai penyelam dengan sertifikasi MSD bertambah. Peduli terhadap keselamatan dan sesama penyelam ketika di bawah air, meningkat. “Paling enak tuh penyelam pemula, semua mengikuti rencana penyelaman instructor aja. Sekarang saya harus bisa membuat rencana penyelaman yang aman dan nyaman, bahkan ikut tanggungjawab soal kesehatan semuanya,” tukasnya.  (tat)

Pemerintah Provinsi Kepri