Selama saya bersekolah S3 di Malaysia, selalu menimbulkan rasa ingin tahu bagaimana saya mengeksploitasi alamnya. Laut selalu menjadi daya tarik saya, apalagi saya adalah penyelam scuba.
Dalam petualangan kali ini, saya memutuskan melakukan scuba diving Kota Dungun, Kesultanan Terengganu, sekitar 380 km sebelah timur laut Kuala Lumpur. Saya dan istri, Umi Khulsum Ph.D, mengambil rute melalui jalan darat. Kota-kota besar di Malaysia dihubungan dengan jaringan jalan tol yang super cepat, luas dan mulus. Terminal Bersepadu Selatan (TBS) di Selangor, itu pusat terminal utama bis-bis ke seluruh kota. Kami memesan tiket melalui aplikasi RedBus, harga tiketnya 49RM (1RM = Rp 3500) sekali jalan.
Setelah menempuh perjalanan 4.5 jam, kami tiba di Dungun. Kota kecil pinggir pantai yang tenang, lenggang, sepi namun kualitas infrastrukturnya tak berbeda jauh dengan KL.
Kami sudah memesan paket diving dengan Scuba Network, agensi penyelaman yang dikelola Azman Kamaludin dan istrinya Tiur, alumni Geologi ITB.
Pulau Tenggol masih terpelihara dibandingkan dengan pulau-pulau lain. Ia adalah sebuah pulau di pesisir pantai Terengganu, menghadap Laut China Selatan yang cukup istimewa untuk dikunjungi. Jika diperhatikan Pulau Tenggol ini mempunyai satu kawasan saja yang berpantai yaitu bahagian yang menghadap tanah besar. Selain dari itu hanya tebing batu. Ia terdiri dari beberapa buah pulau-pulau kecil yang menjadi surga penyalam scuba untuk melihat kehidupan laut dengan dekat.Seperti juga Pulau Redang, Pulau Tenggol ialah sebuah taman laut yang dijaga ketat.
Pulau Tenggol merupakan destinasi menyelam yang mempesonakan dan terletak hanya 45 menit (menggunakan kapal cepat) dari persisiran pantai Kuala Dungun.
Pulau ini kecil – hanya 3 km panjang dan 2 km lebar. Bagaimanapun ini tidak menghalanginya dari dianggap sebagai “surga” lebih-lebih lagi di kalangan penyelam Malaysia. Pendalaman pulau ini dipenuhi tebing batu yang curam. Bentuk mukabumi yang berbatu ini membujur dari pedalaman pula terus ke laut membentuk pinggir tebing yang curam di bawah laut seperti dinding kanvas bagi hidupan laut – yang tidak jemu di kunjungi penyelam scuba.
Kami datang di mid Juni, ketika cuaca kadang bagus kadang berawan. Penyelaman pertama di Thailand Ship Wreck cukup menantang, karena berada di kedalaman 29 meter dengan jarak pandang terbatas. Anda harus selalu memperhatikan dive comp dan tekanan udara di tabung, memastikan semua kegiatan terkontrol. Penyelaman kedua di sisi yang tak jauh berbeda, dengan kedalaman bervariasi.
Banyak lokasi penyelaman yang sudah diidentifikasi dengan kadar tantangan yang berbeda. Kali ini saya mengikuti arahan Azman diving di lokasi yang medium, karena beberapa penyelam yang turun level sertifikasinya berbeda-beda.
Penyelaman skuba (scuba diving ) dan snorkeling ialah antara aktiviti utama di sini. Menyaksikan sendiri dengan mata kasar hidupan laut adalah pengalaman yang boleh di lihat di sini ialah karang lembut (soft coral), nudibranch, rumpai laut (seaweed), batfish, penyu, Napoleon Wrasse, clownfish dan hiu paus.
Mengutip laman lokal, lokasi penyelaman itu dinamakan antara lain; Teluk Air Tawar, Rajawali, Tokong Batu, Tokong Timur Dan Tanjung Gemuk. Peralatan untuk aktiviti scuba diving boleh disewa atau bawa sendiri. Kadar sewaan untuk kapal cepat pula ialah lebih kurang RM 600- RM 650 sehari. Kapak boleh memuatkan sebanyak 6-10 orang. (hendratayudha)