Mayor (ckm) dr. Sulistomo Herrantyo Sp.Rad(K) RI, dokter subspesialis radiologi intervensi di RSPAD ketika berbincang dengan wartawan, Jumat (20/5). Foto: MS Grup
KEPRIBETTER.COM, JAKARTA – Dipecatnya Mantan Menteri Kesehatan, dokter Terawan Agus Putranto dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menimbulkan tanda tanya dan kekhawatiran besar.
Pasalnya, pengobatan yang dilakukan dokter Terawan menggunakan metode Digital Subtraction Angiography (DSA) terbukti ampuh menyembuhkan banyak pasien.
Kekhawatiran muncul jika izin praktek dokter Terawan tidak dapat diperpanjang maka banyak pasien yang tidak dapat mendapatkan pertolongan.
Peran dokter Terawan dan tim DSA dalam menangani pasien di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta Pusat sangat luar biasa.
Hal itu dibuktikan setelah seorang pasien bernama Ibu Wiwi yang datang ke Unit Gawat Darurat (UGD) beberapa waktu lalu dengan keluhan sakit kepala hebat di kepala.
Setelah dilakukan pemeriksaan CT-Scan ditemukan adanya perdarahan di otak yang dalam dunia medis disebut perdarahan sub arachnoid yang biasanya disebabkan pecahnya Aneurisma, penonjolan pembuluh darah otak.
Mayor (ckm) dr. Sulistomo Herrantyo Sp.Rad(K) RI, dokter subspesialis radiologi intervensi di RSPAD menjelaskan, gejala yang dialami Ibu Wiwi biasanya muncul setelah benjolan pecah hingga menekan di jaringan otak.
“Tindakan yang dilakukan pertama, diagnostik dulu. Kita lihat dari hasil pemeriksaan CT-Scan kepala tampak adanya perdarahan sub arachnoid, namun belum tampak penyebabnya sehingga kami lakukan tindakan DSA. Dari DSA kita lihat benar ada Aneurisma, kemudian kita lakukan operasi penutupan benjolan itu menggunakan koil,” jelasnya ketika berbincang dengan wartawan, Jumat (20/5).
Sementara, Jessica, putri Ibu Wiwi mengatakan, setelah mengalami sakit kepala hebat orangtuanya langsung dibawa ke RSPAD Gatot Soebroto lantaran banyak yang merekomendasikan pengobatan di Rumah Sakit Kepresidenan ini, salah satunya karena keberadaan dokter Terawan Agus Putranto.
Jessica yang mengaku tinggal di Palmerah, Jakarta Barat itu langsung terpikir untuk melakukan terapi DSA.
“Kebetulan banyak teman yang sudah di terapi DSA di RSPAD. Mertua saya juga pernah di-DSA. Malam itu kebetulan ada dokter Terawan dan tim dokter lain yang langsung melakukan tindakan. Puji Tuhan semuanya lancar, selesai jam 12 malam,” ujarnya.
Jessica mengungkapkan, saat proses operasi beberapa dokter menemukan kendala. Namun di tengah kesulitan datang dokter Terawan dan semuanya berjalan lancar.
“Mama sempat kesulitan saat dioperasi, beberapa dokter bilang susah kemudian dokter Terawan masuk dan langsung ditangani dan berhasil,” jelas Jessica.
Jessica melihat betapa tangan dokter Terawan sungguh ajaib. Menurutnya tangan dokter Terawan beda. Dia merasa bersyukur ketika dokter Terawan masuk langsung semuanya beres.
“Dokter Terawan minta agar kami berdoa, karena prosesnya sulit,” ujarnya.
Padahal malam itu dokter Terawan beserta tim DSA baru saja mendarat di Jakarta, namun langsung bekerja demi menyelamatkan nyawa pasien.