KEPRIBETTER.COM, Kediri – Sungai Brantas yang saat ini menjadi destinasi masyarakat Kediri, agar dapat melepas kejenuhan di sore hari, sehingga menampilkan pesona seperti dipinggiran pantai dibawah jembatan Brawijaya sebagai penghubung wilayah barat dan timur.
Upaya pemberdayaan sungai sudah seharusnya kembali digalakkan. Satu dari sekian banyak opsi yang ditempuh adalah dengan mengubah sungai jadi destinasi wisata.
Warga Kota Kediri Darmawati menuturkan, saat di pinggiran kali Brantas kita bisa melihat kota Kediri secara dekat, lampu lampu yang menghiasi di taman Brantas, sehingga terlihat pesona Kediri di malam hari.
“Sayangnya Pemerintah Kota belum menjadikan tepian sungai sungai Brantas bagian barat menjadi icon wisata,” katanya. Senin (12/10/2021)
Namun, rencana revitalisasi Kali Brantas di Kediri Jawa Timur sebenarnya sudah lama Dinas PUPR Kota Kediri akan menjadikan joging trek,tapi sampai sekarang belum terealisasi.
“Kali Brantas yang merupakan Dermaga peradaban kerajaan Kediri,” terangnya
Darmawati mengisahkan, dahulu kala di Jawa Timur ada sebuah kerajaan besar, Kahuripan namanya. Rajanya bernama Prabu Airlangga, Airlangga ini adalah seorang putra raja di Bali. Saat usia Prabu Airlangga sudah tua, ia ingin menjadi pertapa. Tahta Kerajaan Kahuripan akan diserahkan pada Putri Permaisurinya, Sanggramawijaya, ia putri yang cantik jelita.
Namun Sanggramawijaya menolak, ia memilih menjadi pertapa ketimbang menjadi raja. Sanggramawijaya pun meminta restu pada ayahandanya untuk pertapa di Goa Selomangleng yang berada di Kaki Gunung Klotok Kecamatan Mojoroto Kota Kediri. Sanggramawijaya kemudian mengubah namanya menjadi Dewi Kilisuci.
“Prabu Airlangga pun berkeinginan menyerahkan tahta kerajaan pada putranya yang berasal dari selir, ia memiliki dua putra dari selir. Kedua Putranya bernama Sri Samarawijaya dan Mapanji Garasakan. Airlangga kebingungan untuk memilih salah satu yang akan diberi tahta Kerajaan Kahuripan,” ungkapnya.
Hingga kemudian, sambung dia, Prabu Airlangga berusaha mencari jalan keluar yang adil. Ia menyuruh Empu Baradha untuk pergi ke Bali. Empu Baradha disuruh meminta tahta kerajaan milik Ayahanda Prabu Airlangga di Pulau Bali untuk salah satu putranya. Namun, tahta kerajaan milik ayahanda Prabu Airlangga di Bali sudah diberikan kepada adik Prabu Airlangga.
“Untuk melaksanakan perintah itu, Empu Baradha terbang sambil membawa Kendi (teko dari tanah liat) berisi air. Dari angkasa, ia tumpahkan air kendi itu sambil terbang melintas persis di tengah-tengah Kerajaan Kahuripan,” tandasnya.
“Ajaibnya, tanah yang terkena tumpahan air Kendi langsung berubah menjadi sungai. Sungai itu semakin besar dan airnya deras. Sungai itu sekarang bernama Sungai Brantas atau Kali Brantas,” imbuhnya menambahkan.
Reporter : Nur Afifah