KEPRIBETTER.COM, BATAM – Badan Pengusahaan (BP) Batam melalui Pusat Pengembangan BP Batam menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk Pengembangan Sektor Pariwisata untuk Aset dalam Penguasaan (ADP) dan Barang Milik Negara (BMN) BP Batam di Hotel Royal Malioboro, Yogyakarta pada Rabu, (29/9/2021) siang.
FGD ini menghadirkan dua narasumber yaitu Direktur Pemasaran Pariwisata Badan Pelaksana Otorita Borobudur, Agus Rochiyardi dan Kepala Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Stadion Maguwoharjo, Sumadi dimoderatori oleh Kepala Bidang Ekonomi Makro dan Pengembangan KPBPBB BP Batam, Barlian Untoro. Hadir sebagai peserta delegasi Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta, Dinas Koperasi dan UKM Daerah lstimewa Yogyakarta, DPD PUTRI Daerah Istimewa Yogyakarta, sejumlah pejabat eselon II, III, dan IV di lingkungan BP Batam dan Konsultan.
Kepala Pusat Pengembangan BP Batam, Irfan Syakir Widyasa mewakili Kepala BP Batam Muhammad Rudi dalam arahan dan sambutanya secara hybird mengatakan BP Batam sebagai pengelola KPBPB Batam dan KEK Batam mempunyai misi salah satunya untuk melakukan pengembangan pariwisata di Kota Batam.
“Kita ketahui bersama, saat ini Batam dan juga semua daerah di Indonesia sedang berjuang untuk pemulihan sendi-sendi ekonomi, pemerintah senantiasa mendorong agar bagaimana ekonomi Batam dapat terus bergerak tumbuh, salah satu cara dengan potensi yang dimiliki adalah meningkatkan pendapatan pada sektor pariwisata,” kata Irfan.
“Usaha pemulihan tersebut memerlukan upaya pengembangan destinasi pariwisata baru di Batam dan sumber SDM yang mendukung sektor pariwisata Kota Batam agar tetap dapat menarik wisatawan untuk berkunjung ke Kota Batam,” lanjutnya.
Pihaknya menilai dalam prosesnya saat ini diperlukan kesiapan sarana dan prasana dalam menjalankan protokol kesehatan di tengah Pandemi Covid-19. Selain itu juga dibutuhkan penyamaan persepsi mengenai pengembangan sektor pariwisata untuk ADP dan BMN BP Batam.
“Maka melalui FGD ini harapannya dapat memberikan wawasan, masukan keilmuan dan inovasi yang dapat mendukung pengembangan pariwisata di Batam hingga dapat memberikan multiplier effect kepada sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Batam ,” harapnya.
Lebih lanjut ia menerangkan bahwa saat ini pertumbuhan ekonomi di Kota Batam mulai memulih, hal ini didasarkan pada beberapa sinyal perbaikan ekonomi terekam, baik pada level global, nasional, maupun lokal. Pertama, membaiknya kinerja perdagangan internasional dan investasi kota Batam. Kedua, mulai tumbuhnya sektor industri pengolahan dan konstruksi pada triwulan II 2021 yang berperan sekitar 70 persen terhadap PDRB kota Batam. Ketiga, terus membaiknya perekonomian mitra dagang kota Batam, seperti Singapura, Amerika Serikat, dan Tiongkok. Dan Keempat, membaiknya perekonomian domestik yang teridentifikasi melalui Purchasing Manager’s Index (PMI) dan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia.
“Salah satu inisiasi pemulihan perekonomian dengan menggenjot pariwisata adalah akan diterapkannya travel bubble di Batam. Kondisi tersebut dapat dijadikan momentum BP Batam untuk memberikan fokus perhatian terhadap sektor pariwisata sebagai salah satu sektor unggulan maupun optimalisasi potensi aset untuk dikembangkan,” tuturnya.
Sementara dua narasumber menyatakan sepakat bahwa ADP dan BMN yang dimiliki harus dikelola secara baik dalam hal pemanfaatannya, perencanaan yang efisien dan efektif serta transparan dan akuntabel dalam penyajian pelaporan dan pengawasannya.
“Terus terang dalam pengelolaan aset yang dimiliki agar lebih dinamis untuk menyikapi kemajuan teknologi dalam pengembangan dunia pariwisata, dibutuhkan pendekatan pengelolaan dan pengembangan destinasi wisata yang up to date,” pungkas Direktur Pemasaran Pariwisata Badan Pelaksana Otorita Borobudur, Agus Rochiyardi.