KEPRIBETTER.COM, Bengkalis – Kegiatan peremajaan sawit atau replanting niscaya akan dihadapi oleh semua petani sawit. Bahkan sebagian besar petani ragu untuk melakukan peremajaan kebun kelapa sawit karena mereka harus penghadapi masa tunggu.
Yang mana pendapatan pokok bisa berkurang karena tanaman kelapa sawit belum bisa memproduksi buah.
Itulah awalnya yang dirasakan petani sawit tergabung dalam Kelompok Tani (KT) Raih Kemenangan, Desa Muara Dua, Kecamatan Siak Kecil, Kabupaten Bengkalis.
Namun keraguan itu terbantahkan. Karena sudah terlihat gambaran hasil dari lahan petani yang turut dalam Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang sudah dicanangkan Presiden RI Jokowidodo beberapa tahun silam.
Pemandangan dilapangan, Jumat (2/3/2021), lahan masyarakat yang sudah ditanam sejak 15 September 2020 atau baru 7 bulan tanam sudah berbuah dompet.
Dikatakan Ketua KT Raih Kemenangan, Idris, berkat kebersamaan petani, bibit berkualitas dan bersertifikasi dari Balai Benih Disbun Riau, saat ini sudah ditanam di lahan seluas 175 hektare. Bahkan, yang ditanam sudah berbuah dompet.
“Sampai sekarang kami masih melakukan penanaman bibit sawit. Kedatangan bibit, cuaca, jalan rusak, dan kondisi lahan memang menjadi sedikit kendala menanam. Tapi, Alhamdulillah sudah mulai menanam lagi saat ini dari lahan tersisa,” ujar Idris kepada media ini.
Idris mengucapkan rasa terimakasihnya kepada pemerintah yang sudah memberikan bantuan PSR bagi masyarakat petani sawit yang tergabung dalam KT Raih Kemenangan, Desa Muara Dua, Kecamatan Siak Kecil, Kabupaten Bengkalis.
“Alhamdulillah, dengan adanya program PSR dari Presiden Jokowi kami petani sangat terbantu disini. Terimakasih buat pak Presiden Jokowi yang sangat baik memberikan perhatian penuh kepada kami rakyat kecil ini,” jelas Idris meneteteskan air mata.
Dengan bantuan PSR ini sebutnya, petani yang memamg kurang mampu dan membutuhkan bantuan pemerintah bisa merasakannya di Muara Dua.
Sementera itu Menurut Eko Juniarto, salah satu petani sawit, ketidaktahuan petani mengenai apa yang harus dilakukan ketika meremajakan kebun, awalnya ragu ikut PSR.
Namun lanjutnya, keraguan itu terkikis sudah. Karena berhadapan dengan kenyataan bahwa kebun mereka tidak mampu menghasilkan keuntungan yang dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari.
“Kami pastinya terbantu. Alhamdulillah, dari arahan pengurus KT Raih Kemenangan dan arahan Disbun Bengkalis, kami sudah melihat tanaman sawit sudah berbuah dompet. Padahal baru tanam 7 bulan. Sujud syukur saya kepada Allah SWT. Dan rasa terimakasih kami kepada Presiden RI Jokowidodo,” ucapnya dengan nada sedih.
Kepala Desa Muara Dua, Eko Riyono menambahkan, sesuai dengan arahan Presiden Jokowidodo pemerintah desa mendorong terus petani sawit di Desa Muara Dua untuk mengikuti PSR ini.
Sebab, jelasnya, ada beberapa hal pertimbangan PSR harus dilakukan. “Rata-rata tanaman sawit usia tanaman sudah diatas 25 tahun, lalu produktivitas tanaman rendah yakni di bawah 10 ton TBS per hektar per tahun. Bahkan benih yang ditanam dari benih illegitim atau tidak bersertifikat. Alhamdulillah, Allah kasih kemudahan dan tanaman sudah berbuah dompet dalam waktu tanam 7 bulan. Semoga Allah berikan kemudahan bagi kami petani Muara Dua kedepannya,” jelasnya.
Sebagai Kepala Desa Muara Dua, dirinya terus berupaya mengarahkan dan mengajak bersama masyarakat petani sawit untuk menyukseskan PSR ini.
“Faktor cuaca hujan memang sedikit menghambat dalam penanaman bibit saat ini. Cuaca kadang hujan juga membuat jalan menuju Muara Dua sulit dilalui untuk membawa bibit ke lokasi. Tapi, alhamdulillah sudah teratasi. Berkat kebersamaan petani. Walaupun ada yang suka dan tidak suka dengan PSR ini. Semoga bisa berjalan dengan baik sesuai rencana Allah SWT,” pungkasnya.