KEPRIBETTER.COM, Jakarta – Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Dr. Mohammad Fadil Imran, M.Si bersama sahabatnya, Pangdam Jaya Mayor Jenderal Dudung Abdurachman, terjun langsung ke Mapolsek Ciledug, Tanggerang Kota, yang masih menjadi zona merah Covid 19. Setelah itu, Kapolda Metro Jaya beranjak ke Mapolsek Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (11/01/2021).
Dua Mapolsek tersebut merupakan titik awal langkah untuk mengintensifkan program Kampung Tangguh Jaya, memberi dukungan kepada personel, bersilaturahmi dengan masyarakat agar saling membantu menekan penyebaran Covid-19 dan meringankan beban kebutuhan hidup.
Kapolda Metro Jaya, mengatakan bahwa dirinya memiliki tanggungjawab penuh untuk memastikan setiap wilayah zona merah mengoptimalkan program Kampung Tangguh Jaya guna menekan penyebaran Covid-19 dan membantu meringankan kebutuhan warga. “Saya harus bergegas pergi mewujudkan mimpi ‘Jakarta Sehat, Jakarta Aman’,” katanya, dilansir Kompas.com.
Memasuki awal Januari 2021, terjadi penambahan 2.959 kasus baru. Tingkat kasus positif Covid-19 di wilayah DKI Jakarta masih sangat tinggi. Kondisi ini berpotensi akan terus meningkat jika tidak diintervensi secara cepat dan tepat.
“Kampung Tangguh Jaya merupakan replikasi dari Kampung Tangguh Semeru yang pernah saya bangun 1.559 Kampung ketika menjadi Kapolda Jawa Timur,” kata Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Dr. Mohammad Fadil Imran, M.Si.
Program tersebut hasil kolaborasi dan sinergisitas bersama Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Widodo Iryansyah, Forkominda, Perguruan Tinggi, rekan-rekan media, kelompok pengusaha dan seluruh komponen masyarakat sampai ke tingkat RT.
Konsep Kampung Tangguh Jaya yang dikembangkan di wilayah DKI Jakarta menggunakan pendekatan berbasis POP (problem oriented policing) melalui upaya scanning, analysis, response dan assessment. Dalam penerapannya mengedepankan beberapa langkah-langkah sentral, seperti transformation organization, community partnership, problem solving dan community mobilitation.
Menurut Kapolda Metro Jaya, mengatasi masalah pandemi ini tidak bisa hanya dengan logika berpikir di dalam kotak (in the box) atau hanya bermain di wilayah “comfort zone”, harus terus berpikir “out of the box” atau melompat dari kebiasaan konvensional untuk mencari terobosan-terobosan yang strategis dan konstruktif secara berkelanjutan.
Sumber: Kompas