KEPRIBETTER.COM, Moskow – Rusia mendapatkan segala pujian atas kesepakatan damai antara Azerbaijan dan Armenia yang berkonflik di Nagorno-Karabakh selama berbulan-bulan.
Rusia meninggalkan Minsk Group yang dinilai tidak memberikan kontribusi nyata atas penyelesaian masalah.
Perjanjian perdamaian terbaru ini adalah prestasi diplomatik untuk Presiden Rusia Vladimir Putin. Dia dinilai dapat menengahi keinginan dari kedua pihak untuk mengakhiri perang yang telah menggugurkan ribuan nyawa.
“Saya ingin mengungkapkan dengan senang hati bahwa kami telah mencapai kesepakatan untuk menghentikan pertumpahan darah,” kata Putin dikutip dari Anadolu Agency, Kamis (12/11/2020).
Namun bukan hanya nama Rusia yang mendapatkan sorotan dalam momen ini. Kiprah Turki pun tidak kalah menarik perhatian. Kedua negara yang saling berseberangan dalam mendukung negara berkonflik ini menjadi raja baru di Kaukasus Selatan.
Turki secara terang-terangan menyatakan dukungan dan memasok armada untuk membantu Azerbaijan. Sedangkan Rusia merupakan sekutu dekat dan memiliki perjanjian dengan Armenia.
“Ada konfigurasi geopolitik yang benar-benar baru,” kata pakar politik berpengaruh yang dekat dengan Kremlin, Fyodor Lukyanov, dikutip dari The Guardian.
Lukyanov menyebut Turki sebagai bagian penting dari jalannya konflik tersebut.
“Kekalahan militer Armenia berarti status quo sebelumnya tidak mungkin dipulihkan. Artinya, peran Rusia sebagai penjamin stabilitas sangat dituntut oleh kedua belah pihak,” ujarnya.
Penulis: Tata