KEPRIBETTER.COM, Washington AS – Kesuksesan Joe Biden menjadi Presiden AS ke-46 tak terlepas dari sosok Wakil Presiden Kamala Harris. Ia adalah wanita pertama yang menggebrak sebagai wakil presiden pertama Amerika.
Ia adalah wanita kulit hitam keturunan Asia Selatan pertama yang terpilih menjadi jaksa agung California, Senat dan sekarang menjadi wakil presiden AS. Dengan memenangkan kursi wakil presiden, dia akan sangat dekat dari kepemimpinan Amerika Serikat dan menjadi batu loncatan menuju penghargaan tertinggi.
Dengan usia Biden 77 tahun yang termasuk sepuh, diperkirakan Biden akan hanya menjabat satu periode saja, sebagaimana yang dilansir dari AFP pada Sabtu (7/11/2020).
Sementara selama 4 tahun masa jabatan, jika Harris mendapatkan hati rakyat Amerika, maka dia dapat maju sebagai kandidat presiden selanjutnya dari Partai Demokrat. Itu bisa memberinya kesempatan untuk membuat lebih banyak mencetak sejarah, sebagai presiden wanita pertama Amerika Serikat.
“Pemilu ini lebih dari sekadar Joe Biden atau saya,” tulisnya di Twitter setelah media berita AS menyebut pemilu itu menguntungkan mereka berdasarkan hasil negara bagian. “Ini tentang jiwa Amerika dan kesediaan kita untuk memperjuangkannya. Kita memiliki banyak pekerjaan di depan kita. Mari kita mulai.”
Kamala Harris lahir pada 20 Oktober 1964 di Oakland, California, yang saat itu menjadi pusat aktivis hak-hak sipil dan anti-perang. Ia adalah seorang diploma dari Black Howard University di Washington, yang secara historis membawanya dari jaksa penuntut, ke dua masa jabatan terpilih sebagai jaksa wilayah San Francisco dan kemudian jaksa agung California pada 2010.
Seorang juru kampanye veteran, Harris memancarkan karisma, tetapi dapat dengan cepat beralih dari senyum megawattnya ke persona kejaksaannya, yang menginterogasi tanpa henti. Clips menjadi viral dari pertanyaan tajamnya pada 2017 terhadap jaksa agung Jeff Sessions selama sidang Capitol Hill di Rusia.
Selama satu-satunya debatnya melawan Wakil Presiden Mike Pence, Harris mengangkat tangannya saat Pence mencoba menyela. “Tuan Wakil Presiden, saya sedang berbicara. Saya sedang berbicara,” katanya dengan tatapan tajam, membungkam Pence. Dalam beberapa jam debat, kaus bertuliskan kata-katanya itu ditawarkan untuk dijual secara online.
Penulis: Tata