KEPRIBETTER.COM, Yogyakarta- Peresmian Posko Janur Kuning sebagai titik kumpul koordinasi simpul jaringan warga #JagaJogjaDamai Selasa (27/10/2020) siang di Malioboro, Kota Yogyakarta, Provinsi DIY berlangsung meriah.
Hujan yang turun sejak pagi tak menyurutkan ratusan orang dari berbagai perwakilan komunitas hadir. Acara diawali dengan penampilan flashmob kolaborasi Laskar Kebaya Metal dan Srikandi Malioboro.
Dilanjutkan pengalungan janur kuning sebagai simbol Jaga Jogja Damai oleh anggota DPRD DIY KPH. Purbodiningrat kepada sejumlah perwakilan komunitas antara lain Paguyuban PKL Malioboro, perwakilan Forum Badan Eksekutif Mahasiswa DIY (FBD) dan wakil warga Papua. Kelompok keroncong tugu dan keyboardis Yohanes turut menghangatkan suasana.
Kapolresta Yogyakarta Kombes Pol Purwadi Wahyu Anggoro, S.IK, MH mengapresiasi kegiatan positif warga masyarakat tersebut.
“Acara dilakukan sebagai bentuk kepedulian masyarakat dengan tujuan yang sama yaitu menciptakan Yogyakarta yang kondusif,” ujar Purwadi W Anggoro, Selasa (27/10/2020) sore.
Menurut Kapolresta Yogyakarta, tidak hanya tentang kepedulian masyarakat menciptakan Kota Yogyakarta yang kondusif. Tapi juga, tentunya mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat di daerah ini.
“Kegiatan ini sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat di Kawasan Malioboro, Kota Yogyakarta,” kata Orang Nomor Satu di Polresta Yogyakarta ini.
Sebelumnya, Wakil keluarga Kraton GKR. Condrokirono yang turut hadir mengungkapkan keprihatinanannya atas anarkisme massa pada 8 Oktober silam dan berharap kejadian itu tidak terulang kembali.
” Unjuk rasa dengan kekerasan bukan merupakan karakter masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),” imbuhnya.
Pada kesempatan itu wakil Keluarga Kraton ini juga mengapresiasi inisiatif gerakan sosial warga mengamankan Yogyakarta.
“Sikap gotong royong dan kebersamaan perlu terus dirawat dan dipelihara,” pintanya.
Satu sisi, perwakilan pengurus FBD Pancar Setyabudi Ilham Mukaromah ikut berorasi dan menyatakan sikap kalangan mahasiswa menolak kekerasan.
Unjuk rasa mahasiswa yang berujung ricuh beberapa waktu lalu menurutnya telah ditunggangi pihak yang tidak bertanggungjawab.
“Sebagai simbol cinta danai Pancar yang masih tercatat sebagai mahasiswa UII membagi-bagi bunga mawar kepada peserta yang hadir,” ujarnya.
Sedangkan perwakilan warga Papua asal Biak John Tellis, pada kesempatan ini mengaku siap turut bersinergi dengan komponen lain berpartisipasi menjaga kedamaian Yogyakarta.
“Masih adanya stereotype tertentu terhadap warga pendatang harus terus dicairkan dengan mengedepankan komunikasi dua arah,” pintanya.
Senada, Slamet Santosa, mewakili berbagai kelompok paguyuban PKL Malioboro mengungkapkan rasa terimakasihnya kepada warga Yogyakarta yang terus memberikan dukungan terwujudnya kedamaian kota ini.
“Para pedagang mengaku banyak yang trauma dengan kejadian anarkisme. Hingga saat inipun masih banyak yang was-was jika kejadian semacam itu terulang kembali. Keberadaan posko jaga Jogja diharapkan dapat turut memunculkan rasa aman khususnya di kawasan Malioboro,” tuturnya.
Seperti diketahui, acara peresmian posko dipungkasi dengan dahar kembul nasi tumpeng dan pembagian masker kepada masyarakat.
” Selama acara peserta menerapkan protokol kesehatan dan kami mengapresiasi kegiatan ini. Acara dilakukan sebagai bentuk kepedulian masyarakat dengan tujuan yang sama yaitu menciptakan Yogyakarta yang kondusif,” ucap Kapolresta Yogyakarta menambahkan.
Purwadi menyampaikan, kegiatan ini, tentunya sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat di Kawasan Malioboro, Yogyakarta. (*)
Penulis : Indra